Categories
Pengembangan Keilmuan

Mewujudkan Kreativitas dan Intelektualitas Mahasiswa Melalui Pelatihan Esai

Divisi Pengembangan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Universitas Ahmad Dahlan telah menyelenggarakan Pelatihan Esai. Pelatihan Esai kali ini diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 21 Desember 2023 pada pukul 15.00-17.30 yang bertempat di laboratorium computer Fakultas Agama Islam Kampus 4 UAD. Program kerja kali ini dibuka untuk umum dan dihadiri 32 peserta yang mana mayoritas peserta yang hadir merupakan mahasiswa PAI UAD, namun juga terdapat peserta dari luar program studi PAI yaitu dari UIN, PBSI, BSA, dan dari SMA Muhammadiyah 5.

Pelatihan Esai ini diadakan dengan harapan para peserta dapat menulis esai dengan baik dan benar sehingga dapat menulis esai yang dapat dipublikasikan dan dapat mengikuti lomba-lomba esai. Serta dapat mendesain pelatihan esai yang baik. Acara kali ini diadakan dengan tema “Mewujudkan Kreativitas dan Intelektualitas Mahasiswa Melalui Pelatihan Esai”. Berdasarkan tema tersebutlah pelatihan kali ini diadakan agar peserta dapat melatih sisi intelektual mereka melaui esai dan membangun kreativitas dalam kepenulisan terutama esai.

Pelatihan Esai kali ini dipandu oleh moderator yakni Syifa Fitria Karimah yang merupakan anggota divisi Sosial Masyarakat HMPS PAI, dengan seorang pemateri yang kompeten dalam bidang penulisan esai yakni Qoni’ah Musallamah yang merupakan demisioner HMPS PAI divisi Penelitian dan Pengembangan selain itu Qoni’ah Musallamah merupakan mahasiswa berprestasi Fakultas Agama Islam UAD tahun 2022 dan merupakan penulis di situs berita nasional yakni IDN Times.

Pada Pelatihan Esai kali ini pemateri menyampaikan literasi sangatlah penting karena dengan literasi yang baik akan melatih kemampuan berpikir kritis, dapat membantu komunikasi yang efektif, meningkatkan profesionalitas, dapat menumbuhkan inovasi dan kreatifitas, serta membantu dalam mengambil suatu Keputusan. Dalam penilisan esai atau suatu karya tulis ilmiah pemateri menyampaikan agar menjadi tulisan yang baik harus pertama memiliki metodologi yang jelas, yang kedua memiliki subjek dan tujuan yang jelas, dan yang ketiga memiliki struktur dan referensi yang terpercaya.

Dalam materi pelatiha esai kali ini pemateri memberikan trik dalam memulai menulis suatu karya. Pada penulisan suatu karya untuk memulai maka diawali dengan memiliki rasa ingin tahu atau penasaran, rasa penasaran ini dapat menjadi suatu ide yang mendasari keinginan untuk menulis. Dengan ide tersebutlah dapat mulai menulis suatu karya, yang tentu untuk menyelesaikannya tentu membutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh.

Tips yang diberikan oleh pemateri dalam menulis esai maupun karya tulis yang lainnya yaitu pertama dengan membuat perencanaan dan tracker. Langkah selanjutnya yaitu dengan menemukan ide yang dapat dicari atau ditemukan dengan melakuan riset dengan cara membaca banyak literatur ataupun dengan melihat sekitar yang nantinya dapat menjadi sumber penulisan. Langkah ketiga yaitu dengan menulis apa yang ada dalam pikiran berdasarkan Langkah-langkah sebelumnya. Proses keempat yaitu dengan membuat outline, menulis draft, finishing. Langkah terakhir yaitu dengan mengikuti atau menggunakan format pedoman yang ada.

Selain tips dalam penulisan esai, pemateri juga memberikan materi dalam penulisan armiah, arpop, buku dalam Langkah-langkahnya sama namun terdapat perbedaan pada tips ketiga yaitu membuat outline, menulis draft, finishing. Dan tips keempat dengan reviewing yaitu dengan proofreading atau mengoreksi dan mengecek kesesuain format. Tips terakhir ialah melakukan publikasi yaitu dengan mengirim ke tim editor jurnal atau artikel, media massa, penerbit, HKI.

Penulisan karya tulis dimulai dengan mengidentifikasi problem yang yang ada, yang dimaksud problem yaitu masalah yang memiliki urgensi tinggi, atau dialami banyak orang, memiliki efek yang luas, ataupun isu yang tersebar saat ini. Selanjutnya dengan problem tersebut munculah ide atau Solusi yaitu yang berisikan hal yang kreatif namun juga boleh melalui amati tiru modifikasi(ATM), ide tersebut dapat menyelesaikan masalah, dan memungkinkan untuk dicapai. Terakhir dalam  hal ini manfaat tulisan kita untuk Masyaraka, seluas apa dampak tulisan kita, dan apakah karya tulis tersebut memiliki jangka yang Panjang.

Pemateri menuturkan dalam memulai sesuatu apapun itu tidak hanya penulisan esai perlu melakukan reading dan writing maka akan mendapatkan ide yang baru. Manfaat dalam membuat karya tulis dapat meningkatkan skills, pengalaman baru, membuat peluang baru. Selain itu juga memiliki manfaat sebagai portofolio, dan dapat menambah relasi, juga dengan membuat karya dapat menambah pemasukan berupa pendapatan yang dapat membantu keseharian.

Menurut pemateri untuk mulai menulis yang terpenting mulai aja dulu, dengan me            mulai tersebut akan menumbuhkan semangat untuk menulis. Selanjutnya untuk memperbagus tulisan dapat dengan mencatat semua ide yang terlintas dan melihat sekitar juga dapat menambah ide. Untuk menambah wawasan dan memperbaiki tulisan juga dapat dengan mengikuti seminar maupun pelatihan penulisan. Untuk menjadi penulis yang baik hal ini perlu dengan menjadi pembaca yang baik pula karena dengan menjadi pembaca yang baik akan menambah wawasan mengenai variasi penulisan yang tepat. Untuk memperbaiki tulisan maka diperlukan pandangan orang lain untuk melihat apakah tulisan tersebut mudah dipahami atau tidak.

Struktur penulisan esai terdapat judul, dalam menulis judul Qoni’ah Musallamah menyarankan menggunakan kata yang lugas dan menarik perhatian dan mengutamakan orisinalitas dan tidak ambigu, dibawah judul terdapat identitas penulis karya. Struktur selanjutnya yaitu pendahuluan. Dan struktur selanjutnya ialah isi/pembahasan yang bisa berisi berupa pertanyaan, penjabaran, pengalaman pribadi, dan dasar permasalahan. Dan bagian terakhir dari esai yaitu penutup yang berisi kesimpulan mengenai suatu topik yang sudah dianalisis, serta berisi kritik, saran, dan rekomendasi untuk menghasilkan inovasi inovasi dan wawasan baru. Dan bagian akhir ialah daftar Pustaka terutama untuk karya tulis ilmiah.

Terakhir pemateri menyampaikan kiat untuk menjadi juara dalam perlombaan esai ataupun karya tulis ilmiah yaitu pertama menggunakan judul yang sesai dengan jurusan atau kolaborasi tim. Judul juga harus sesuai dengan kegiatan atau penuelenggara kegiatan. Untuk menjadi juara judul juga harus sesuai dengan isu terkini, judu juga sebisa mungkin belum pernah atau jarang diangkat. Untuk menciptakan karya tulis yang baik harus memiliki sudi literatur yang kuat sehingga menjadikan suatu karya yang kredibel.

Pemateri memberikan pesan terakhir sebelum penutupan dalam menulis suatu karya tulis maka yang terpentig yaitu mulai aja dulu sehingga karya tulis tersebut tetap tercipta.(Faiq Husaini)

Categories
Pengembangan Keilmuan

Kajian Tokoh Islam Kontemporer: Mengkaji Tokoh Islam “Buya Hamka”

Guna mengenalkan Tokoh Islam Kontemporer serta mengambil Pelajaran dan Hikmah para tokoh yang berjasa tersebut. Berdasarkan hal tersebut Divisi Pengembangan Keilmuan HMPS PAI UAD mengadakan Kajian tokoh Islam Kontemporer yang mengadakan Kajian tokoh yakni Buya Hamka. Kajian ini diadakan pada hari Kamis, 30 November 2023 di Kampus 6 UAD yang dimulai pada pukul 16.00 samapi dengan 17.30 WIB. Kajian kali ini dihadiri 14 peserta.

Pada program kajian kali ini Divisi Pengembangan Keilmuan membahas mengenai Buya Hamka. Kajian kali ini dipandu oleh moderator yaitu Hikmatun Nashiroh yang merupakan anggota divisi Kajian Strategis HMPS PAI UAD, dan diisi materi oleh Saudara Muchlis Fatahilah yang merupakan ketua pimpinan daerah IPM Gunung Kidul serta merupakan ketua bidang organisasi PW IPM DIY.

Buya Hamka merupakan nama yang akrab disebut dimasyarakat umum namun nama tersebut merupakan singkatan, Buya Hamka memiliki nama lengkap yaitu Haji Abdulmalik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan HAMKA. Beliau merupakan seorang Ulama, penulis, sastrawan, budayawaman, dan merupakan seorang politisi. Buya Hamka merupakan dikenal sebagai tokoh Islam kontemporer karena Beliau merupakan MUI pada tahun 1975 serta juga diknela sebagai pelopor Gerakan tajdid di Minangkabau, dan juga merupakan seorang tokoh Muhammadiyah yang terkenal di Indonesia.

Beliau pernah menempuh pendidikan di Yogyakarta untuk berguru pada HOS Cokroaminoto, Ki Haji Bagus Hadikusumo, KH Fakhruddin. Buya Hamka juga pernah menimba ilmu hingga ke Makkah. Selain itu Buya Hamka juga memiliki pandangan bahwa harus menjadi seorang yang terbuka untuk semua perbedaan dan tidak merasa paling benar sendiri. Dalam bidang pendidikan Buya Hamka juga pernah menjabat sebagai rector di Perguruan Tinggi Islam Jakarta dan Professor di Universitas Mustopo.(Faiq Husaini)

Categories
Pengembangan Keilmuan

Kajian Tokoh Islam Kontemporer: Mengkaji Tokoh Islam Kontemporer, Buya Syafi’I Ma’arif

Kajian Tokoh Islam Kontemporer telah dilaksanakan oleh Divisi Pengembangan Keimual Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Universitas Ahmad Dahlan yang dilaksanakan pada Jum’at, 17 November 2023 pada pukul 15.30-17.30 WIB yang bertempat di Laboratorium Fakultas Agama Islam UAD. Pada program kajian tokoh islam kontemporer kali ini dihadiri lebih dari 20 peserta.

Program Kajian Tokoh Islam Kontemporer kali ini diadakan dengan harapan dapat mengenalkan tokoh Islam kontemporer kepada para peserta program ini terutama mahasiswa PAI UAD. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai tokoh yang dibahas serta dapat mengamalkan ilmu serta pemikiran positif yang ada pada tokoh yang dibahas dalam program ini.

Program Kajian Tokoh Islam Kontemporer kali ini mengkaji tokoh Islam Buya Syafi’I Ma’arif, yang pada kajian kali ini dipandu oleh moderator yakni Bayu Agung Maulana yang merupakan ketua divisi kajian strategis HMPS PAI UAD, dengan seorang pemateri yakni saudara Muhammad Yasir Abdad yang merupakan sekretaris bidang hubungan internasional Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) yang juga merupakan mahasiswa berprestasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2022.

Pada kajian tokoh Islam kontemporer kali ini membahas Buya Syafi’I Ma’arif. Beliau merupakan Salah satu tokoh Pendidikan Islam di Indonesia, beliau adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Beliau juga merupakan tokoh Muhammadiyah yang sangat terkenal di Indonesia, Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh yang berjasa di Muhammadiyah berkat perannya sebagai ketua umum Muhammadiyah dari tahun 1998-2005. Kajian kali ini membahas peran serta pemikiran Buya Syafi’I Ma’arif.

Pemateri dalam acara kali ini yaitu Saudara Muhammad Yasir Abdad menekankan dalam penyamapaian materinya bahwa pemikiran Buya Syafi’I Ma’arif sangatlah toleran terhadap kelompok-kelompok lain yang ada di sekitarnya. Pemateri juga mengatakan bahwa akan sangat aneh jika suatu wilayah hanya ditempati oleh kelompok saja tanpa adanya kelompok lain, hal ini hampir tidak mungkin terjadi di Indonesia yang memiliki kelompok yang sangatlah majemuk sehingga sangat penting sikap toleransi seperti yang dicontohkan oleh Buya Syafi’I Ma’arif. Beliau juga menyampaikan untuk mengkroscek dahulu setiap apa yang ada di kejadian sekitar dan tidak langsung menjudge agar tidak terjadi konflik. Pemateri menutup sesi materi dengan kata-kata penutup yakni beliau berharap agar seluruh peserta yang mengikuti acara kali ini terus berjuang hingga menjadi orang yang sukses dan tidak menyerah ditengah jalan.

Pada sesi tanya jawab setelah sesi materi selesai terdapat dua penanya, pertanyaan pertama yaitu dimanakah batas toleransi, jawaban pemateri adalah dimana kita dan lawan bicara ataupun kelompok lain sama-sama merasa nyaman. Pertanyaan kedua yakni bagaimana agar kita dapat berpikir seperti Buya Syafi’I Ma’arf, pertanyaan ini dijawab pemateri yakni dengan cara menambah wawasan sebanyak mungkin karena menurut pemateri Buya Syafi’I merupakan seorang pembaca buku yang amat banyak bahkan memiliki perpustakaan pribadi dirumahnya yang jumlah bukunya mencapai ribuan. (Faiq Husaini)

Categories
Pengembangan Keilmuan

Bedah Buku: Membedah Buku “Muhammadiyah Mencerdaskan Anak Bangsa” Karya Dr. Farid Setiawan, S.Pd., M.Pd.I.

Divisi Pengembangan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Universitas Ahmad Dahlan telah menyelenggarakan kegiatan bedah buku yang diselenggarakan pada hari Jum’at, 03 November 2023 pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.30 WIB yang bertempat di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan. Pada acara bedah buku kali ini dihadiri cukup banyak peserta yang lebih dari 70 orang peserta.

Bedah Buku kali ini membedah buku dengan judul Muhammadiyah Mencerdaskan Anam Bangsa yang merupakan buku karya Bapak Dr, Farid Setiawan, S.Pd., M.Pd.I. Pada acara bedah buku kali ini dipandu oleh moderator yaitu Muhammad Zul Qarnain La Embo yang merupakan anggota Pengembangan Keilmuan HMPS PAI UAD, dengan pembedah buku yaitu A.R Bahry Al Farizi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai ketua bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM FAI UAD serta pernah menjabat sebagai sekretaris bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Bantul dan Saat ini aktif di Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia (PUNDI), Yogyakarta, sebuah yayasan yang bergerak dalam ranah demokrasi pendidikan sebagai Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) sekaligus Dewan redaksi Pundi.or.id. Pada bedah buku kali ini tentu Divisi Pengembangan Keilmuan HMPS PAI UAD turut menghadirkan penulis buku Muhammadiyah Mencerdaskan Anak Bangsa yakni Bapak Dr, Farid Setiawan, S.Pd., M.Pd.I yang juga merupakan dosen program studi Pendidikan Agam Islam UAD.

Acara Bedah Buku kali ini diadakan dengan tujuan untuk membangun minat terhadap literasi berupa membaca kepada seluruh peserta yang hadir yang utamanya merupakan mahasiswa, dengan adanya acara ini diharapkan dapat menambah wawasan serta krativitas dalam berimajinasi dan berfikir yang nantinya akan berguna pada masa depan.

Bedah buku kali ini membahas buku “Muhammadiyah Mencerdaskan Anak Bangsa” yang dalam pembahasan yang dibedah oleh pembedah buku dan penulis buku dalam acara kali ini membahas bagaimana Muhammadiyah ikut berperan dalam proses pendidikan yang berguna mencerdaskan seluruh anak bangsa. Yang tentu saja diharapkan penyampaian yang dilakukan oleh pembedah dan penulis buku ini dapat bermanfaat bagi peserta dan dapat menjadi bekal materi dalam praktik pendidikan yang lebih baik.

Categories
Pengembangan Keilmuan

Kajian Diskusi Pendidikan: Gak Papa Kok Jadi Guru

Divisi Pengembangan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta telah menyelenggarakan kegiatan Kajian Diskusi Pendidikan (Kadisdik) yang kedua pada hari Jum’at, 20 Oktober 2023 pada pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WIB di Kampus 6 UAD yang berada di Wates, Kulonprogo. Kadisdik yang kedua ini dihadiri lebih dari 20 peserta.

Kajian Diskusi Pendidikan yang kedua ini diadakan dengan judul “Gak Papa Kok Jadi Guru”, yang pada acara kali ini dipandu oleh moderator diskusi yaitu Rahmah Ayu Andini yang merupakan mahasiswa aktif PAI UAD, dengan seorang yang pemateri yang tentu sangat professional dalam bidangnya yaitu Ibu Dr., Sri Roviana, S.Ag.,M.A yang merupakan dosen PAI UAD. Kadisdik kali ini dengan tema diatas diadakan dengan harapan para peserta kadisdik #2 dapat dipersiapkan untuk menjadi guru yang baik serta memberi motivasi untuk menjadi guru.

Pemateri yaitu Dr., Sri Roviana, S.Ag.,M.A menyampaikan seputar guru yaitu bagaimana agar dapat menjadi guru yang professional, karena menurut Beliau sangat penting untuk mencapai pada tingkat guru yang professional salah satu alasannya yaitu menjadi guru professional dapat mendapatkan gaji yang terbilang cukup tinggi. Beliau mengatakan untuk menjadi guru yang baik dan professional tentu sangat membutuhkan persiapan yang baik dan matang baik secara fisik, mental maupun pendidikan, Karena tantangan untuk menjadi guru pada zaman sekarang tidak hanya dalam pembawaan penyampaian materi tetapi juga permasalahan ekonomi kerap menjadi problem bagi seorang guru.

Dr., Sri Roviana, S.Ag.,M.A menyampaikan 4 keterampilan yang perlu 4 keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang guru di abad 21 ini yaitu 1)Komunikasi, 2)Pemikiran Kritis, 3)Kolaborasi, 4)Kreatifitas, keterampilan inilah yang kiranya dapat membantu untuk menjadi guru yang baik dan menjadikan tenaga pendidik yang cocok untuk saat ini. (Faiq Husaini)

Categories
Pengembangan Keilmuan

Kajian Disuksi Pendidikan: Serungkad itukah Pendidikan Kita?

Divisi Pengembangan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta telah menyelenggarakan kegiatan Kajian Diskusi Pendidikan (Kadisdik) pertama yang merupakan bagian dari program Safari Intelektual divisi Pengembangan Keilmuan HMPS PAI UAD, rencananya kadisidik akan diselenggarakan sebanyak dua kali dalam periode saat ini. Kadisdik merupakan program berkumpulnya mahasiswa yang didalamnya membahas tentang isu-isu Pendidikan dimana nantinya ada pematik yang menyampaikan materi-materi kemudian dilanjut dengan sesi diskusi dan argumentasi dengan harapan mahasiswa lebih percaya diri ketika berbicara di depan umum.

Kadisdik kali ini telah dilaksanakan di Kampus 5 UAD pada hari Kamis, 5 Oktober 2023 pada pukul 15.30-17.30 WIB, dan terbuka untuk umum. Kadisdik satu ini diikuti oleh lebih dari 30 peserta. Program ini memiliki tujuan untuk menambah wawasan peserta terkhusus mahasiswa PAI mengenai isu-isu yang ada di dunia Pendidikan saat ini, serta mengasah daya berpikir kritis peserta kadisdik.

Kajian diskusi Pendidikan dengan judul “Serungkad Itukah Pendidikan Kita?” ini dipandu moderator diskusi yaitu Madinatul Hasanah selaku staff divisi Pengembangan Keilmuan HMPS PAI, dengan dua pemateri yakni Mush’ab Aulia Yahya selaku pemateri pertama yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, aktif dalam bidang pendidikan sosial-masyarakat serta sempat tergabung dalam BEM FIP UNY pada tahun 2021. Pemateri kedua merupakan ketua EW LMND DIY yakni Muh. Isnain Mukadar atau yang kerap disapa dengan panggilan Bang Wale.

Pada Kadisdik kali ini yang menjadi pokok pembahasan yang disampaikan oleh pemateri pertama yakni Mas Mush’ab yang pertama ialah, problematika pendidikan (biaya pendidikan yang mahal menjdi salah satu problem yang melahirkan ketidaknyamanan dalam proses perkuliahan), selanjutnya poin yang menjadi pokok pembahasan Mas Mus’ab ialah melihat pendidikan dalam konteks sejarah.

Fokus pembahasan Bang Wale dalam Kadisdik kali ini ialah dampak dari Pendidikan yang kita alami saat ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang telah ada dahulu. Menurut Bang Wale perubahan kurikulum hanyalah corong untuk terus korupsi dan korupsi, dimana menurut data yang diperoleh oleh Bang Wale dana yang telah dikorupsi kurang lebih RP 70 T. Selain itu dalam pokok pembahasan oleh Bang Wale juga membahas bahwa segala kebijakan yang terjadi saat ini merupakan bentuk pembungkaman dan neo-otoritarianisme dalam pendidikan. (Bebas berkeliarannya kapitalisme dalam menumbuhkan pembangunan dan pasar bebas). Lahirlah apatis dan demoralisasi dalam pendidikan kita.

Menurut Bang Wale tentunya, kesadaran untuk mencapai pendidikan yang ideal tidak terlepas dari adanya pemahaman kita tentang problematika pendidikan saat ini. Kemudian juga cara yang paling mudah untuk mencapai Pendidikan yang ideal (asalkan tidak malas/apatis) misalnya pendidikan alternatif (diskusi di kampus dll) sebagai ajang untuk melahirkan kembali semangat juang yang di amanahkan kepada kita semua.

Mas Mushab selakui pemateri pertama berterimakasih serta berharap kepada seluruh elemen yang berpartisipasi agar terus kritis dan diskusi-diskusi Pendidikan terus berlanjut di Universitas Ahmad Dahlan. (FH)