Categories
Penelitian dan Pengembangan

Kajian Diskusi Pendidikan: Pentingnya Pendidikan Agama Berbasis Teknologi Pada Generasi Z

Jika dilihat dari masa kemasa perkembangan teknologi semakin berkembang dan cagih, hal tersebut dapat berdampak pagi generasi Z, yang dimana jika dilihat kembali perkembangan teknologi yang semakin berkembang ini dapat berdampa buruk bagi generasi Z.

Kenapa teknologi dapat berdampak buruk bagi generasi Z, dikarenakan kebanyakan generasi Z kesulitan dalam memfilter informasi dan lain sebagainya serta sulit membedakan mana yang baik dan buruk. Oleh karena itu peran Pendidikan Agama Islam berperan sangat penting untuk membantu generasi Z dalam mengarahkan bagaimana penggunaan teknologi yang baik.

Contohnya seperti penggunaan hijab, terkadang generasi Z berpandangan, “gapapa sih gausah menggunakan hijab asalkan kita baik aja sama orang” contoh lainnya ialah “dia seorang plakor, akan tetapi dengan memiliki wajah yang rupawan orang selalu berpandangan gapapa mungkin ada yang salah dipasangan tersebut makanya salah satunya selingkuh. Dari contoh tersebut kebanyakan dari generasi Z selalu menerima atau perpendapat gapapa asal tidak mengganggu orang lain. Selain itu, kebanyakan dari generasi Z mereka selalu mengambil keputusan bukan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Rasul melainkan pemikiran terbuka atau open minded generasi Z itu sendiri.  

Diberbagai Negara generasi Z merupakan generasi yang terdiri dari orang beragama akan tetapi mereka dalam diri mereka hilang identitas keagamaan yang cukup banyak. Apakah teknologi berpengaruh dalam menurunan keagamaan generasi Z. Jawabannya benar sekali karena generasi Z yang sudah terbiasa dengan adanya teknologi membuat mereka cenderung mendengarkna dan membenarkan info yang ada di dunia maya tanpa difilter terlebih dahulu.

Dalam diri generasi Z apa sih yang bermasalah? Dan apa sih yang harus di ubah dalam diri generasi Z jawabannya adalah lifestyle. Lifestyle adalah kondisi kehidupan generasi Z berdominan mengarah ke barat-baratan serta bagaimana generasi Z memulai pola kehidupan mereka. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya generasi Z ialah cara mereka mengambil titik standar kehidupan, contohnya seperti generasi milenial mempunyai standar hidup ialah bisa punya pengahasilan sendiri akan tetapi kehidupan generasi Z lebih memiliki standar tinggi mereka ialah menjadi diri mereka sendiri. Akan tetapi apa sih yang harus diubah agar tidak kehilangan identitas agamanya dibagi menjadi dua yaitu

Being Islamic yang dimana kita sekedar yaudah menjadikan sesuatu bernuasa islam, akan tetapi living islam berbeda lagi lebih mendominan kan isalam sebagai lifestyle dikehidupannya. Yang dimana menghidupkan islam di dalam diri mereka. Atau dengan kata lain “living islam means beaing muslim with islamic lifestyle”. Oleh karena itu sebagai generasi Z ubahlah kehidupannya menjadi living islam agar tidak jatuh kearah negative.

 Dalam dunia pendidikan islam mengajarkan umat muslim untuk menjadi seorang yang berkepribadian ihsan yang dimana dia adalah seorang yang memiliki kepribadian dia tau apa yang baik dan buruk baginya dan di tau bahwasannya Allah selalu melihat apa yang di lakukan hambanya. Agar generasi Z tertarik lebih dalam terkait islam lebih baik bangunlah komunikasi dengan baik, karena generasi Z lebih suka di perhatikan lebih maka mereka akan merasa nyaman, selain itu generasi Z harus mempunyai kreaktifan karena generasi Z lebih suka hal yang baru dan menginspirasi.

Categories
Penelitian dan Pengembangan

Kajian Diskusi Pendidikan: Menumbuhkan Pola Pikir Berkembang ( Growth Mindset ) Diimbangi dengan Nilai-nilai Spiritualitas dalam Dunia Pendidikan

Selama pandemic Covid – 19 melanda Negara Indonesia yang telah ditelah ditetapkan oleh WHO yang menginformasikan kedaruratan kesehatan masyarakat yang sangat meresahkan dunia. Yang dimana hingga saat ini setidaknya kurang lebih ada ribuan manusia yang meinggal dikarenakan kasus COvid-19, yang diindonesia  sendiri telah mecapai 35.094 kasus degan total keseluruhan 2.492.006. akibat kejadian tesebut masyarakat di seluruh dunia terutama di Indonesia  mengubah mindset terutama dibidang pendidikan.

Adapun mindset dibagi mejadi dua yaitu Growth Mindset dan Fixed Mindset. Yang dimana Fixed Mindset merupakan pola pikir tetap, yang meyakini jika adanya bakat dalam hal mutlak hal tersebut bertujuan untuk kemampuan pada diri seseorang yang tidak mampu dikembangkan ataupun diubah lagi. Dan apapun yang ada pada diri seseorang, temasuk kecerdasan atau bakat lain dan sangat tidak mungkin atau mustahil untuk dikembangkan. Sedangkan Growth Mindset sendiri menjelaskan tentang pola pikir perkembangan yang merupakan sebuah pola pikir yang menyakini bahwa kecedasan, bakat, dan kualitas-kualitas dalam diri individu dapat berkembang melalui usaha maupun kerja keras meskipun orang tersebut harus mengahdapi berbagai tantangan serta kesulitan untuk meraihnya.

Atau pengertian Growth Mindset adalah pertahanan individu dalam melaksanakan tugas degan pikiran yang positif dan berkembang, menjadi lebih tangguh ketika meghadapi tantanan akademis. Selain itu pengertian Fixed Mindset sendiri adalah percaya bahwa kecerdasan dan bakat adalah bawaan dan tidak dapat diubah.

Dalam ketrampilan dalam proses pendidikan terbagi menjadi dua bagian yaitu Hard Skill dan Soft Skill. Dalam pengertian Hard Skill berupa pendidikan yang ditempuh selama masa sekolah, sedangkan soft skill berupa keteampilan diri berupa passion, minat bakat dan pemecahan masalah. Dalam dunia pendidikan teutama pendidikan islam mempunyai konsep pendidikan islam yang diawali dengan konsep Growth yang dimana mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia, selanjutnya Enkluturasi yang menjelaskan tentang segi kehidupan sebagai alat pembudayaan dan yang terakhir ialah pola pikir yang mejelaskan tentang mengembangkan pola pikir memperoleh hidup di dunia dan akhirat.

Pendidikan islam juga memiliki peran penting seperti dalam process and result yang menjelaskan tentang pendidikan sebagai usaha membentuk fitrah manusia, sedangkan ideology sendiri memiliki peran yaitu pendidikan islam menanamkan benih amaliah didunia maupun diakhirat dan self development sendiri berperan penting di pendidikan islam yang megembangkan proses ikhtiar secara pedagogis yang mampu dikembangkan. Dan yang terakhir source yang menjadikan teori pendidikan islam sebagai sumber primer umat manusia contohnya Al-Qur’an dan Hadits. Selanjutnya strategi penerapan pendekatan Growth Mindset dalam pembelajaran yang terbagi mejadi 4 yaitu : menciptakan lingkungan kelas yang menerima keselahan, memberikan dukungan pada proses, bukan hasil, ajukan tantangan dan yang terakhir memasang ekspetasi tinggi selama pembelajaran.

Categories
Penelitian dan Pengembangan

Kajian Diskusi Pendidikan: Memahami Penerapan Spirit Multikulturalisme di Kalangan Mahasiswa

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keberagaman yang berbeda-beda seperti budaya, ras, agama dan lain sebagainya akan tetapi memiliki tujuan yang sama. baik itu budaya, ras, agama dan lain sebagainya keberagaman masyarakat Indonesia ini merupakan konsekuensi logis dari hukum alam (natural law) atau biasa disebut dengan sesuatu yang alamiah. Dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi mempermudah terjadi interaksi antar bangsa yang berbeda agama, kultur dan etnis yang tidak bisa dihindari lagi.

Multicultural, mungkin kita sudah terbiasa mendengar kalimat tersebut. Kalimat yang selalu menggambarkan tentang kesatuan berbagai macam budaya, ras, suku, agama yang berbeda di dalam satu Negara. Definisi lain tentang multikulturalisme ialah makna tentang multikulturalisme yang lebih dominan diterima untuk kebutuhan kontemporer atau dapat diartikan dengan orang-orang dari berbagai macam budaya yang beragam yang secara permanen hidup berdampingan satu dengan yang lainnya, yang akan mencoba memahami mereka secara penuh empatik serta memberikan dukungan baik itu melalui kebudayaan ataupun hal positif lainnya.

Sedangkan menurut multikulturalisme islam, multikulturalisme merupakan suatu ajaran yang sangat mulia yang dimana berkaitan denfan persaudaraan (al-ukhuwwah), kesetaraan (al-musawah), toleransi (tasamuh), dan yang terakhir keseimbangan (‘adalah). Yang dimana awal rasulullah di madinah melakukan satu agenda ialah menegakkan mu’akhah (mempersaudarakan) anatar sesama yang dimana mempunyai prinsip tinggi yang meletakan semua manusia dalan standar yang sama, tanpa ada pembedaan.

Dalam dunia pendidikan multicultural merupaan strategi dalam pembelajaran yang menjadikan latar belaang budaya siswa yang bermacam-macam digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan pembelajaran siswa kelas dan lingkungan sekolah. Yang demikian dirancang untuk menunjang dan memperluas konsep-konsep budaya, perbedaan, kesamaan, dan demokrasi. (Sirat, Donna M. Gollnick dan Philip CC. Chin). Sedangkan menurut M. Ainul Yaqin pendidikan multicultural merupaan strategi pendidikan  yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis, agama, Bahasa, gender, klas sosial, ras, kemampuan dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah.

Sama halnya dengan dunia perkuliahan berbagai macam mahasiswa dari berbagai kalangan budaya dan wilayah berkumpul menjadi satu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti yang telah dijelaskan ada empat nilau inti atau biasa disebut denfan core values dari pendidikan multicultural itu sendiri ialah :

  1. Apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat
  2. Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia
  3. Pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia
  4. Pengembangan tanggung jawab manusia terhadap planet.

Dari penjabaran keempat inti multicultural sebagai mahasiswa tentunya dapat menjalankan keempat inti tersebut dalam kehidupan baik dilingkungan perkulihan maupun di wilayah masyarakat, untuk menciptakan generasi bijaksana tanpa membeda-bedakan suku, budaya, ras, agama dan lain sebagainya.

Categories
Penelitian dan Pengembangan

HMPS PAI UAD Sukses Mengadakan Olimpiade Qur’ani 6 Tahun 2023

Yogyakarta, 19 Februari 2023 – Olimpiade Qur’ani merupakan program kerja Bidang Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan periode 2022/2023. Salah satu program besar dari HMPS PAI ini bertujuan sebagai aktualisasi wujud peran mahasiswa dalam memajukan pengembangan bakat dan minat seni siswa-siswi SLTA seluruh Indonesia.

Kegiatan yang memiliki tema “Meningkatkan Kemampuan Holistik yang Berlandaskan Spiritual dan Qur’ani” ini telah digelar pada minggu, 5 Februari 2022 bertempat di Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan.

Berbeda dengan Olympiu #5, tahun ini Olimpiade Qurani #6 dilaksanakan secara blended yaitu daring dan luring. Tercatat ada sebanyak 553 peserta lomba yang ikut serta, yang mana terdiri dari 213 peserta daring dan 340 peserta luring. Dalam perlombaan ini, terdapat 7 kategori lomba yang dapat diikuti oleh peserta yakni Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Da’i Da’iyah Musabaqah, Makalah Qur’an (MMQ), Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ), Musabaqah Syarhil Qur’an (MTQ), Cerdas Cermat Agama (CCA) dan Kaligrafi.  

Dalam pidatonya, Qoni’ah Musallamah selaku Ketua Panitia Olimpiqu menekankan bahwa tujuan daripada perlombaan islami ini sebagai upaya mengajarkan sportivitas, kejujuran, dan meningkatkan jiwa kompetitif generasi muda muslim dalam meraih sebuah prestasi dalam kebaikan serta cita terhadap Al- Qur’an dan pengamalannya.

Acara besar tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD Dr. Arif Rahman, M.Pd.I., Ketua Program Studi (Kaprodi) PAI UAD Yazida Icshan, S.Pd.I., M.Pd., bapak/ibu dosen di lingkungan Prodi PAI, para peserta siswa/siswi SMA/SMK/MA se-Indonesia, dan para guru pendamping peserta lomba Olimpiade Qur’ani turut antusias meramaikan acara. Tak heran jika Olimpiqu #6 mendapat apresiasi yang baik dari berbagai pihak. Hal itu dapat dibuktikan dengan dikeluarkannya Piala Bergilir dari Rektorat, Piala Gubernur, Piala Bupati, dan Piala Dekan bagi sekolah yang berhasil meraih capaian juara umum.

Senada dengan itu, bapak Dr. Arif Rahman, S,Pd.I., M.P.d.I memberikan ucapan terimakasih atas segala partisipasi dari peserta yang telah mengikuti rangkaian kegiatan Olimpiade Qur’ani. Olimpiade Qur’ani sebagai wadah untuk mengasah skill dalam berkompetisi, dan juga fastabiqul khoirot sebagai ajang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Tiba waktunya penutupan diumumkan bahwa gelar juara umum berhasil diraih oleh MBS Al-Muttaqiin Gedangsari Gunungkidul. Semoga untuk kedepannya acara ini dapat terus lebih baik lagi, lebih kreatif, dan lebih membawa kebermanfaatan untuk generasi muda. Akhirnya, acara Olimpiade Qur’ani 6 resmi ditutup oleh bapak wakil dekan FAI secara simbolis di Aula Islamic Center UAD dengan memukul gong.

Categories
Penelitian dan Pengembangan

Kajian Tokoh Islam Kontemporer “ Cak Nur Prof. Dr. Nurcholish Madjid, M. A”

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Falkutas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada hari sabtu, 19 Desember 2022 telah menyelenggarakan kegiatan kajian tokoh islam kontemporer, yang membicarakan terkait salah satu tokoh islam kontemporer yang sangat berjasa dalam membangun bangsa ini ialah “ Cak Nur Prof. Dr. Nurcholish Majid” yang dimana dalam acara kajian tokoh islam kontemporer ini Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam mengundang pemateri yang sangat cocok dalam membahas kajian tokoh islam kontemporer beliau merupakan salah satu alumni pendidikan agama islam yaitu mba Iefone Shiflana Habiba, S.Pd. Acara kajian tokoh islam kontemporer ini berjalan dengan sukses dan menyenangkan.

Dalam acara ini pemateri meyampaikan suatu ulasan tekait apa sih pemikiran islam kontemporer itu ? merupakan lahirnya suatu kesadaran baru atas keberadaan tradisi di satu sisi dan keberadaan modernitas di sisi yang lain, serta bagaimana sebaik- nya membaca keduanya. Selain itu pemateri juga menyebutkan ada 3 corak pemikiran islam kontemporer yaitu :

  1. Fundamentalisme
  2. Reformis
  3. Dan modernis

Sebelum inti dari tema yang ditentukan pematei menyinggung tekait konsep pembaruan islam seperti apa sih? Yang dimana konsep pembaruan islam merupakan upaya yang telah dilakukan untuk meyesuaikan tekait paham keagamaan islam terhadap perkembangan yang baru yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pegetahuan serta teknologi modern.

Nah teman-teman dalam pembahasan kali ini pemateri pemperkenalkan siapa sih Cak Nur itu? Cak Nur ialah seorang prof.dr.Nurcholish Madjid, M.A, yang dijuluki Natsir Muda, Cak Nur lahir di Mojoanyar, Jombang pada 17 maret 1939. Semasa hidupnya Cak Nur pernah menjabat sebagai ketua umum pengurus besar dari himpunan mahasiswa islam dua periode (1966-1971), presiden persatuan mahasiswa islam asia tenggara, selanjutnta beliau juga diangkat sebagai sekretaris jenderal international Islamic federation of students organization (IFSO).

Selain itu Cak Nur Sendiri memiliki berbagai macam karya yang telah dibuatnya salah satunya adalah : “Ibn Taimiya on Kalam and Falsafah : Problem of Reson and Revelation in Islam” yang dimana beliau dalam karya menjelaskan terkakit Ibn Taimiya tentang kalam dan filsafat : suatu persoalan hubungan Antara akal dan wahyu dalam islam. Adapun ide pembaharuan Cak Nur ialah Monotheisme Radikal yang dimana pada peristiwa ini bertujuan untuk membebaskan manusia dari sesuatu yang membuatnya terikat selain kepada tuhan, selanjutnya memfokuskan seluruh pikiran dan amal perbuatan hanya kepada tuhan. Ide pembaharuan selanjutnya ialah sekluarisme dan pluarisme serta islam, kemoderanan dan keindonesiaan.

Dalam kehidupan kita perlu yang namanya pola pikir yang memiliki keterbukaan dan dialog maksudnya ialah sebagai umat manusia tetaplah menjadi manusia yang berpikir kritis dan rasional. Setelahnya ialah cara bersikap, sebagai manusia kita merupakan mahluk sosial yang perlu kesalehan sosial dalam kehidupan, tujuannya ialah agar kita sebagai makhluk sosial tidan salah dalam menyaring baik itu pertemanan maupun lingkungan. Dan yang terakhir kita sebagai makhluk sosial wajib memiliki prinsip memegang teguh keyakinan yang kita miliki. Dan yang terakhir Cak Nur berpesan “Pangkal keteguhan hidup adalah sikap percaya kepada Allah dan baik sangka, harapan dan positif kepadaNya”.

Categories
Penelitian dan Pengembangan

Bedah Buku “Tantangan Pendidikan Keluarga Di Tengah Komunitas Non Islam”

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada hari sabtu, 22 Oktober 2022 telah menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku dengan judul “Tantangan Pendidikan Keluarga Di Tengah Komunitas Non Islam” karya dari Dr. Yusron Masduki, S. Ag. M. Pd.I. Dalam kegiatan bedah buku ini Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam mengundang secara langsung penulis dari buku tersebut ialah bapak Dr. Yusron Masduki, S. Ag. M. Pd.I sebagai pemateri serta pembedah dari buku ini ialah kakak Haryono Kapitang. Bedah buku ini berlangsung sukses dan di oleh mahasiswa Pendidikan Agama Islam maupun umum.

            Dalam acara ini pembedah menyampaikan terkait banyak hal tentang buku yang berjudul” Tantangan Pendidikan Keluarga Di Tengah Komunitas Non Islam” yang pertama pembedah menjelaskan tentang gaya Bahasa yang digunakan buku ini cukup tinggi, akan tetapi jika di baca dengan seksama maka pembaca akan sangat mudah pendapat informasi ataupun ilmu di dalam buku tersebut. Selain itu, pembedah juga menjelaskan tentang isi buku seperti tantangan pendidikan keluarga muslim selama mendidik serta bagaimana pola didik orang tua akan berdampak pada berkembangan anak tersebut baik dalam segi kependidikan serta kepribadian anak. Pembedah menjelaskan bahwa buku ini tidak menyalahkan umat lain akan tetapi buku menjelaskan bagaimana tantangan keluarga muslim dalam mendidik anak dalam linkungan masyarakat yang beragama non muslim. Pola atau kerangka pendidikan yamg diberikan orang tua terutama pada pendidikan islam sangat diperlukan hal tersebut akan berdampak bagi anak, masyarakat bahkan Negara. Karena pola didik anak yang baik dan benar akan membentuk kepribadian anak yang baik dan menjadi penerus bangsa yang cerdas dan bermutu, akan tetapi jika pola didik orang tua yang kurang memberikan pengarahan atau didikan terhadap anak akan membuat anak tersebut menjadi kepribadian yang susah diatur serta akan membuat kekacauan di masyarakat dan berdampak bagi penerus bangsa, keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Oleh karena itu, untuk membentuk pendidikan keluarga diperlukan suatu terobosan baru dalam rangka mendesain pola didik anak yang baik dan benarm serta pendidikan keluarga yang islam agar anak tidak terpengaruh dengan kebudayaan, kebiasaan, dan tradisi yang dilakukan oleh budaya non muslim.

            Dalam acara bedah buku ini terdapat sesi Tanya jawab yang dimana ada salah satu peserta yang bertanya tentang kenapa tidak ada yang namanya mantan guru, mantan orang tua dan mantan mertua, kemudian di tanggapi oleh pembedah dan pemateri alasan tidak adanya mantan mertua dikarenakan mertua termasuk mahram muabbad karena hubungan pernikahan, dapat disimpulkan jika seseorang laki-laki dan perempuan bercerai maka hubungan mertua akan tetap ada. Alasan tidak ada mantan anak karena status anak tidak akan pernah berubah baik kedua orang tua anak tersebut bercerai, dan alasan tidak ada namanya mantan guru karena guru merupakan seseorang yang mulia yang mengajarkan anak didik dengan sabar sehingga mereka dapat meraih cita-cita yang diinginkan anak tersebut, selain itu guru juga mendidik peserta didiknya untuk menjadi penerus bangsa yang bijaksana.