Categories
Penelitian dan Pengembangan

Bedah Buku “Tantangan Pendidikan Keluarga Di Tengah Komunitas Non Islam”

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada hari sabtu, 22 Oktober 2022 telah menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku dengan judul “Tantangan Pendidikan Keluarga Di Tengah Komunitas Non Islam” karya dari Dr. Yusron Masduki, S. Ag. M. Pd.I. Dalam kegiatan bedah buku ini Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam mengundang secara langsung penulis dari buku tersebut ialah bapak Dr. Yusron Masduki, S. Ag. M. Pd.I sebagai pemateri serta pembedah dari buku ini ialah kakak Haryono Kapitang. Bedah buku ini berlangsung sukses dan di oleh mahasiswa Pendidikan Agama Islam maupun umum.

            Dalam acara ini pembedah menyampaikan terkait banyak hal tentang buku yang berjudul” Tantangan Pendidikan Keluarga Di Tengah Komunitas Non Islam” yang pertama pembedah menjelaskan tentang gaya Bahasa yang digunakan buku ini cukup tinggi, akan tetapi jika di baca dengan seksama maka pembaca akan sangat mudah pendapat informasi ataupun ilmu di dalam buku tersebut. Selain itu, pembedah juga menjelaskan tentang isi buku seperti tantangan pendidikan keluarga muslim selama mendidik serta bagaimana pola didik orang tua akan berdampak pada berkembangan anak tersebut baik dalam segi kependidikan serta kepribadian anak. Pembedah menjelaskan bahwa buku ini tidak menyalahkan umat lain akan tetapi buku menjelaskan bagaimana tantangan keluarga muslim dalam mendidik anak dalam linkungan masyarakat yang beragama non muslim. Pola atau kerangka pendidikan yamg diberikan orang tua terutama pada pendidikan islam sangat diperlukan hal tersebut akan berdampak bagi anak, masyarakat bahkan Negara. Karena pola didik anak yang baik dan benar akan membentuk kepribadian anak yang baik dan menjadi penerus bangsa yang cerdas dan bermutu, akan tetapi jika pola didik orang tua yang kurang memberikan pengarahan atau didikan terhadap anak akan membuat anak tersebut menjadi kepribadian yang susah diatur serta akan membuat kekacauan di masyarakat dan berdampak bagi penerus bangsa, keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Oleh karena itu, untuk membentuk pendidikan keluarga diperlukan suatu terobosan baru dalam rangka mendesain pola didik anak yang baik dan benarm serta pendidikan keluarga yang islam agar anak tidak terpengaruh dengan kebudayaan, kebiasaan, dan tradisi yang dilakukan oleh budaya non muslim.

            Dalam acara bedah buku ini terdapat sesi Tanya jawab yang dimana ada salah satu peserta yang bertanya tentang kenapa tidak ada yang namanya mantan guru, mantan orang tua dan mantan mertua, kemudian di tanggapi oleh pembedah dan pemateri alasan tidak adanya mantan mertua dikarenakan mertua termasuk mahram muabbad karena hubungan pernikahan, dapat disimpulkan jika seseorang laki-laki dan perempuan bercerai maka hubungan mertua akan tetap ada. Alasan tidak ada mantan anak karena status anak tidak akan pernah berubah baik kedua orang tua anak tersebut bercerai, dan alasan tidak ada namanya mantan guru karena guru merupakan seseorang yang mulia yang mengajarkan anak didik dengan sabar sehingga mereka dapat meraih cita-cita yang diinginkan anak tersebut, selain itu guru juga mendidik peserta didiknya untuk menjadi penerus bangsa yang bijaksana.